Rabu, 13 Maret 2013


Revitalisasi Sistem Transportasi Kota Bandung

PERKEMBANGAN lalu lintas kendaraan bermotor saat ini terlihat semakin mengkhawatirkan bagi kenyamanan hidup di Kota Bandung. Suatu kondisi, saat kelancaran kegiatan pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya kota, terlihat semakin menurun. Kondisi yang semakin parah saat ini tidak hanya terjadi di jalan protokol, akan tetapi hampir di seluruh sudut ruang kota.
Kemacetan lalu lintas akibat berlebihannya kendaraan bermotor, telah mengakibatkan pengotoran udara yang melampaui ambang batas kelayakan. Bukan hanya sarana jalan semakin tidak mampu menampung beban kendaraan, tetapi polusi udara, polusi suara, dan polusi visual yang semakin mengganggu kesehatan dan kemra-manan hidup. Ditambah satu lagi gangguan terhadap kenyamanan hidup, yaitu semakin meningkatnya temperatur udara kota Bandung saat ini (T. Bachtiar, “PR”, 5/5)
Contoh pemecahan permasalahan transportasi yang dilakukan negara maju, mudah-mudahan selanjutnya akan dapat menggambarkan tentang hasil usaha manusia dalam mewujudkan kem-amanan lingkungan hidup dalam kota besar.
Transportasi Singapura Bila negara-negara Barat sudah lebih dari setengah abad membangun sistem transportasi modern, maka negara tetangga seperti Singapura juga telah lama berusaha memanfaatkan sistem green transportation, dengan mengembangkan MRT (mass rapid transportation) lebih dari 20 tahun yang lalu. Sebuah lembaga yang dikenal dengan nama URA (Urban Redevelopment Authority), telah menangani berbagai bidang pembangunan kota, dan di bawahnya terdapat badan otoritas yang menangani khusus masalah transportasi, dengan nama Land Transport Authority.
Pada tahun 1987, Singapura telah meresmikan suatu sistem transportasi massa cepat di bawah tanah yang disebut subway atau ground railway, serta jalur kendaraan di atas permukaan tanah atau monorail. Suatu sistem transportasi massa yang pada umumnya menggunakan kereta listrik. MRT ini sebagian besar berada di kawasan kota, serta merupakan salah satu sistempengangkutan-massa modern yang menjadi tulang punggung kehidupan kota, rang dikembangkan terus sampai saat ini.
Kini sistem ini memiliki jalur kereta cepat, dengan panjang lebih dari 120 kilometer, serta memiliki 70 stasiun subway. Perusahaan .transportasi ini juga mengoperasikan bus dan taksi, sehingga pelayanan transportasi massa kota, dapat dilaksanakan dengan lebih modern dan terkoordinasi dengan baik.
Ditinjau dari sudut kemudahan teknik konstruksi, subway biasanya dibangun di bawah jalan utama dengan kedalaman yang cukup besar. Sementara untuk lebih memperpendek tujuan manusia (shortcut), banyak jalur subway yang memotong di bawah sungai. Untuk sirkulasi vertikal manusia menuju dan dari subway, menggunakan eskalator yang sangat memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada penumpang.
Titik awal MRT Kota Bandung
Bila warga Jakarta meminta pemerintah kotanya segera membenahi transportasi massa kotanya agar lebih memadai, aman, nyaman dan murah, sehingga warga pun akan dapat beralih dari sepeda motor ke transpotasi-massa. Tentunya warga Kota Bandung seharusnya juga berbuat demikian, sehingga dengan jumlah sepeda motor yang dianggap pemerintah mengganggu transportasi kota, akan semakin berkurang.
Pemerintah kota seharusnya segera melakukan revitalisasi sistem angkutan massa yang ada, menjadi sistem yang lebih modern, agar transportasi massa cepat lebih dapat berperan menjadi tulang punggung pembangunan kota. Walaupun sudah terlalu terlambat dan tertinggal dengan negara-negara maju, MRT modern harus menjadi rencana pembangunan pemerintah, untuk mengangkat kembali keterpurukan lalu lintas kota Bandung. Prioritas pembangunan ini seharusnya df-jadikan landasan rencana tata ruang kota, dan realisasi pembangunan kotanya akan menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik
Dengan dimulainya busway Bandung, kelihatannya pemerintah kota sudah mulai sadar bahwa kota harus
memiliki sistem transportasi massa \ang bermutu. Suatu tindakan yang dapat dimulai dengan perbaikan sistem bus yang ada yang dilanjutkan dengan berbagai bentuk bus yang lebih efisien, seperti bus bertingkat, bus gandeng, dan bahkan bus listrik, akan lebih baik. Untuk kawasan dengan jalan yang tidak terlalu lebar, dapat menggunakan bus sedang atau minibus. Kota memang tidak mungkin menghindarkan diri dari sistem transportasi modern ini. Beberapa kal telah ada berita tentang keinginan kota Bandung penggunaan sistim monorail, mudah-mudahan dapat segera mewujudkanimpian ini.
Kesempatan PT Kereta Api
Pengadaan transportasi massa yang nyaman dan cukup murah, memang seharusnya menjadi tanggungjawab pemerintah. Bila kemampuan angkut satu bus umum sama dengan empat sampai lima angkot atau mobil pribadi, dapat dibayangkan bagaimana akan berkurangnya kemacetan lalu lintas kota. Selain itu, transportasi untuk masyarakat menengah ke bawah pun akan terpenuhi, sehingga keinginan masyarakat untuk memilikikendaraan pribadi akan dapat dikendalikan.
Biaya pembangunan sistem MRT yang menggunakan energi listrik yang tinggi pasti akan menjadi kendala yang akan dihadapi, akan tetapi apabila dibandingkan dengan berbagai kerugian dan kerusakan lingkungan, serta kerugian lainnya yang ditimbulkan berupa kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor, seperti menurunnya kualitas udara kota. Dengan demikian sistem MRT menggunakan tenaga listrik, harus menjadi salah satu pilihan sistim .yang terbaik untuk masa kini dan masa depan kota Bandung. Ke-bangkitan PT Kereta Api sangat dibutuhkan, untuk turut membangun masa depan sistem MRT di kota-kota besar di Indonesia.
Kenyamanan hidup manusia di dalam kota-kota besar di Indonesia harus direncanakan dengan sangat teliti, dan diharapkan akan dapat mulai diwujudkan, dengan kerja sama bidang keilmuan dan antarlembaga pemerintah, serta pihak swasta. Pemerintah selain perlu mulai berusaha dalam menangani masalah pemanasan udara kota, dan pemanasan gobal dunia. (Dibyo Hartono, pengamat lingkungan hidup, Bandung Heri-tage)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar