Jumat, 15 Maret 2013


Onduline Green Roof Award – Tropical Green Roof Design Competition

05-03-2013
Dari: Monday, 25 February 2013 00:00:00 - hingga: Friday, 30 August 2013 17:00:00
Semakin berkembangnya pertumbuhan properti di tanah air dan kebutuhan masyarakat atas standar bangunan publik yang lebih baik, secara langsung menuntut industri konstruksi dan usaha jasa konsultansi serta sektor lain yang terkait untuk terus menggali teknologi yang lebih baru dan lebih inovatif.
Perlunya kreativitas yang tinggi dari para perancang dalam mendesain atap dan pengetahuan yang lebih dalam tentang pemilihan bahan untuk atap, mendorong PT Onduline Indonesia untuk mengadakan kompetisi desain yang bertemakan "Tropical Green Roof", untuk menampung ide-ide yang dapat menjadi salah satu sumber informasi yang penting bagi perkembangan dunia konstruksi di Indonesia pada masa depan.

Sayembara ini berlangsung dari tanggal 25 Februari – 30 Agustus 2013 dengan total hadiah Rp 50.000.000 dan Ekslusif Tour ke Italia, yang didukung oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Green Building Council Indonesia (GBCI) dan BCI Asia, dan terbatas bagi kalangan profesional perorangan di bidang konstruksi (arsitek, desainer interior, developer/pengembang, konsultan perencana, kontraktor pelaksana yang telah berprofesi minimal 1 tahun).

SYARAT & KETENTUAN

  1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia, perorangan professional dibidang arsitek, desainer interior, developer (pengembang), konsultan perencana, kontraktor pelaksana yang telah berprofesi minimal 1 tahun.
  2. Gagasan desain adalah karya asli peserta dan belum pernah dipublikasikan dan diikutsertakan dalam lomba apapun. Bagi karya yang sudah diimplementasikan dalam bentuk bangunan jadi (terbangun) memiliki batasan waktu pembangunan berjalan maksimal 1 tahun.
  3. Karya yang masuk tidak akan dikembalikan dan penyelenggara berhak mempublikasikan karya tersebut
  4. Hak Cipta atas karya tetap melekat pada perancang
  5. Karya yang diikutsertakan adalah karya perorangan yang belum pernah dipublikasikan untuk kepentingan apapun.
  6. Setiap satu formulir hanya berlaku untuk satu karya, dengan nomor formulir pendaftaran masing-masing.
  7. Formulir pendaftaran dapat didownload melalui website PT Onduline Indonesia www.onduline.co.id , diakses melalui web site GBCI Indonesia: www.gbciindonesia.org , IAI: www.iai.or.id | www.sayembara-iai.org | www.iai-jakarta.org, atau melalui outlet pendaftaran yang ditunjuk (PT Onduline Indonesia)

TIM JURI PENILAI

  • Tatok Prijobodo, Country Director, PT Onduline Indonesia
  • Naning Adiwoso, Chief of Founders Green Building Council Indonesia
  • Ir.Adi Purnomo, Senior Achitect, Founder of Mamo Studio

PERSYARATAN KARYA

  1. Setiap peserta bebas menentukan desain penyelesaian dan instalasi bentuk atap sesuai dengan iklim tropis di Indonesia, namun dapat tetap diaplikasikan di lapangan, mempunyai panduan pemasangan dan diharapkan pemilihan desain tersebut dapat memberi solusi yang jitu dalam menghadapi perubahan iklim, misalnya: mengurangi emisi karbon.
  2. Setiap peserta diperbolehkan untuk menggunakan teknologi alternatif pendukung seperti "Green Roof" atau sejenisnya yang dapat menambah perolehan nilai dalam faktor desain dan kreativitas.
  3. Bahan bangunan atap yang digunakan harus mempunyai fungsi untuk mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan, mudah pemeliharaanya serta memiliki nilai estetik dalam arsitektural sehingga indah dilihat.
  4. Setiap peserta bebas memilih jenis bahan bangunan, namun untuk penyelesaian atap diutamakan menggunakan produk Onduline, Onduvilla serta pendukungnya
  5. Bahan bangunan atap yang dipilih memiliki kriteria "Lightweight", "Eco-friendly Material", "Low Carbon Emission" yang sesuai dengan standar dan spesifikasi untuk daerah iklim tropis lembab di Indonesia.
  6. Luasan bangunan atap minimum 150 m2 dan maximum 500 m2.
  7. Konsep atas pemilihan material dan bentuk rancangan diutamakan yang berbasis riset.

PEMASUKAN KARYA

  1. Standar ukuran kertas harus menggunakan kertas ukuran A3 dengan maximal 5 lembar.
  2. Skala ukuran yang digunakan bebas menyesuaikan ukuran bangunan.
  3. Media penyajian dibuat dalam bentuk file PDF (maksimal 5 MB) atau sketsa
  4. Materi desain dikirimkan melalui email greenroofaward@onduline.co.id atau ke alamat :
    Alam Sutera Town Centre (ASTC) Blok 10C No.3
    Jl Boulevard Alam Sutera,Serpong - Tangerang 15325
    Up : PANITIA PENYELENGGARA ONDULINE GREEN ROOF AWARD
  5. Materi desain yang dikirimkan tanpa identitas asli peserta, identitas yang dicantumkan hanya nomor pendaftaran ( 5 digit nomer handphone terakhir)
  6. Identitas peserta dilengkapi melalui registrasi online pada website www.onduline.co.id atau mengisi form registrasi yang dapat di download pada website www.onduline.co.id
  7. Batas waktu peyerahan karya paling lambat 30 Agustus 2013 (peserta yang mengirimkan hasil karya akan mendapatkan konfirmasi dari pihak penyelenggara)

HADIAH

Hadiah pemenang Onduline Green Roof Award 2013 :
  1. Pemenang pertama
    1. Uang Tunai Rp 20.000.000
    2. Ekslusive Tour ke Italy (seluruh akomodasi akan ditanggung oleh PT Onduline Indonesia) dan mengunjungi Pabrik Onduline di Italy
  2. Pemenang kedua
    1. Uang Tunai Rp 15.000.000
    2. Ekslusif Pembicara untuk acara Onduline
    3. Menjadi Pembicara tamu untuk acara Onduline
  3. Pemenang ketiga mendapatkan :
    1. Uang Tunai Rp 10.000.000
    2. Ekslusif Pembicara untuk acara Onduline
    3. Menjadi Pembicara tamu untuk acara Onduline
  4. 2 pemenang harapan masing-masing mendapatkan hadiah IPAD 2
** Pajak hadiah ditanggung PT Onduline Indonesia

PENGHARGAAN

  1. Seluruh karya desain dari lomba ONDULINE GREEN ROOF AWARD 2013 akan dibukukan dalam buku "TROPICAL GREEN ROOF DESIGN" dan didistribusikan secara Nasional.
  2. Semua peserta yang mengirimkan hasil karya, namanya akan dicantumkan dalam buku dan website khusus.
  3. Bagi anggota IAI yang menyerahkan karya akan mendapatkan nilai KUM 10 poin.
  4. Akan masuk dalam website Onduline Group Global
  5. Pemenang 1,2 dan 3 akan menjadi National Guest Speaker PT Onduline Indonesia untuk acara ONDUPRO

PENGUMUMAN PEMENANG :

  1. Panitia menentukan 3 pemenang utama dan 2 pemenang harapan setelah dilakukan penilaian oleh dewan juri dan pengumuman hasil (Awarding Night) akan dilaksanakan pada tanggal 20 September 2013
  2. Para pemenang akan dihubungi oleh panitia lomba.
  3. Panitia diberikan hak sepenuhnya untuk mempublikasikan 50 karya terbaik, baik dalam bentuk media cetak, digital, siaran radio, televisi maupun media lainnya.
  4. Hadiah tidak dapat diganti dengan hadiah lainnya atau dipindahtangankan.
  5. Pemenang wajib mengikuti jadwal keberangkatan tur yang telah di tetapkan oleh panitia.
  6. Keputusan Panitia dan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

ALAMAT PENYELENGGARA

PANITIA ONDULINE GREEN ROOF AWARD
Alam Sutera Town Centre (ASTC) Blok 10C No.3
Jl Boulevard Alam Sutera,Serpong - Tangerang 15325
Tel +62 21 2921 1490
Fax +62 21 2921 1545
Contact Person :
Reissa Siregar (08118202636)
Email : greenroofaward@onduline.co.id
Website : www.onduline.co.id
*** Hati-hati penipuan! Panitia tidak bertanggungjawab atas segala bentuk penipuan yang terjadi atas nama sayembara ini.

original post: http://www.iai.or.id/sayembara/daftar-sayembara/onduline-green-roof-award-2013.html

Bandung Tempo Doeloe 2




Bandung Tempo Doeloe 2


Kembali mengenang Bandung

Kamis, 14 Maret 2013

Belajar Arsitektur


Arsitektur Tradisional Jawa

Rumah Tradisional Jawa

Rumah merupakan sesuatu yang penting karena mencerminkan papan (tempat tinggal), disamping dua macam kebutuhan lainnya yaitu sandang (pakaian) dan pangan (makanan). Karena rumah berfungsi untuk melindungi dari tantangan alam dan lingkungannya. Selain itu rumah tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan utamanya saja. Tetapi dipergunakan untuk mewadahi semua kegiatan dan kebutuhan yang ada di dalam rumah tersebut.

Rumah Jawa lebih dari sekedar tempat tinggal. Masyarakat Jawa lebih mengutamakan moral kemasyarakatan dan kebutuhan dalam mengatur warga semakin menyatu dalam satu kesatuan. Semakin lama tuntutan masyarakat dalam keluarga semakin berkembang sehingga timbullah tingkatan jenjang kedudukan antar manusia yang berpengaruh kepada penampilan fisik rumah suatu keluarga. Lalu timbulah jati diri arsitektur dalam masyarakat tersebut.

Rumah Jawa merupakan lambang status bagi penghuninya dan juga menyimpan rahasia tentang kehidupan sang penghuni. Rumah Jawa merupakan sarana pemiliknya untuk menunjukkan siapa sebenarnya dirinya sehingga dapat dimengerti dan dinikmati orang lain. Rumah Jawa juga menyangkut dunia batin yang tidak pernah lepas dari kehidupan masyarakat Jawa.

Bentuk dari rumah Jawa dipengaruhi oleh 2 pendekatan yaitu :

a) Pendekatan Geometrik yang dikuasai oleh kekuatan sendiri
b) Pendekatan Geofisik yang tergantung pada kekuatan alam lingkungan.

Kedua pendekatan itu akhirnya menjadi satu kesatuan. Kedua pendekatan mempunyai perannya masing-masing, situasi dan kondisi yang menjadikan salah satunya lebih kuat sehingga menimbulkan bentuk yang berbeda bila salah satu peranannya lebih kuat. Rumah Jawa merupakan kesatuan dari nilai seni dan nilai bangunan sehingga merupakan nilai tambah dari hasil karya budaya manusia yang dapat dijabarkan secara keilmuan.

Bentuk rumah tradisional jawa dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan bentuk. Secara garis besar tempat tinggal orang jawa dapat dibedakan menjadi:
1) Rumah Bentuk Joglo
2) Rumah Bentuk Limasan
3) Rumah bentuk Kampung
4) Rumah Bentuk Masjid dan Tajug atau Tarub
5) Rumah bentuk panggang Pe

Rumah Joglo

Dibanding 4 bentuk lainnya, rumah bentuk joglo merupakan rumah joglo yang dikenal masyarakat pada umumnya.

Rumah Joglo ini kebanyakan hanya dimiliki oleh mereka yang mampu. Hal ini disebabkan rumah bentuk joglo membutuhkan bahan bangunan yang lebih banyak dan mahal daripada rumah bentuk yang lain. Masyarakat jawa pada masa lampau menganggap bahwa rumah joglo tidak boleh dimiliki oleh orang kebanyakan, tetapi rumah joglo hanya diperkenankan untuk rumah kaum bangsawan, istana raja, dan pangeran, serta orang yang terpandang atau dihormati oleh sesamanya saja. Dewasa ini rumah joglo digunakan oleh segenap lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan dan kantor-kantor.

Banyak kepercayaan yang menyebabkan masyarakat tidak mudah untuk membuat rumah bentuk joglo. Rumah bentuk joglo selain membutuhkan bahan yang lebih banyak, juga membutuhkan pembiayaan yang besar, terlebih jika rumah tersebut mengalami kerusakan dan perlu diperbaiki.

Kehidupan ekonomi seseorang yang mengalami pasang surut pun turut berpengaruh, terutama setelah terjadi penggeseran keturunan dari orang tua kepada anaknya. Jika keturunan seseorang yang memiliki rumah bentuk joglo mengalami penurunan tingkat ekonomi dan harus memperbaiki serta harus mempertahankan bentuknya, berarti harus menyediakan biaya secukupnya. Ini akan menjadi masalah bagi orang tersebut. Hal ini disebabkan adanya suatu kepercayaan, bahwa pengubahan bentuk joglo pada bentuk yang lain merupakan pantangan sebab akan menyebabkan pengaruh yang tidak baik atas kehidupan selanjutnya, misalnya menjadi melarat, mendatangkan musibah, dan sebagainya.

Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian tengah dari rumah bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya, diberikan tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.

Dari perubahan-perubahan tersebut timbulah bentuk-bentuk rumah joglo yang beraneka macam dengan namanya masing-masing. Adapaun, jenis-jenis joglo yang ada, antara lain : joglo jompongan, joglo kepuhan lawakan, joglo ceblokan, joglo kepuhan limolasan, joglo sinom apitan, joglo pengrawit, joglo kepuhan apitan, joglo semar tinandu, joglo lambangsari, joglo wantah apitan, joglo hageng, dan joglo mangkurat.

Belajar Arsitektur


ARCHITECTURE MODERN



Arsitektur modern itu timbul karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat manusia cenderung untuk sesuatu yang ekonomis, mudah dan bagus. Hal itu dapat dilihat dari adanya penemuan – penemuan seperti dinamit yang memudahkan manusia untuk menggali lubang atau penggunaan mesin yang dapat mempercepat produksi dan menghemat tenaga manusia. Tapi itu semua tidak membuat manusia senang karena penggunaanya yang disalahgunakan, karena dinamit yang mestinya membantu manusia malah mencelakakan manusia, yang memudahkan manusia malah menyulitkan manusia itu sendiri. Berarti apa yang dibuat didalam jaman modern itu belum tentu bagus/masih ada kekurangannya. Dikatakan masih ada kekurangannya karena yang diciptakan manusia itu pada dasarnya tidak ada yang sempurna selain itu penggunaan yang disalah gunakan bisa membuat karya manusia itu berbalik menjatuhkan manusia itu sendiri.
Arsitektur Modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media arsitektur dan seni, serta gaya hidup. 

Bagian-bagian dalam arsitektur modern adalah :
1. arsitektur modern
2 arsitektur art Nouveau
3 arsitektur brutalist
4. arsitektur konstruksi
5. arsitekturEkspresionist
6. arsitektur futurist
7. arsitektur fungsional
8. gaya internasional
9. gaya organik
10.gaya post modern
11.gaya visionari 

Belajar Arsitektur


Gambar 1.1A.1
Villa Savoye kepunyaan Le Corbusie, contoh arsitektur modern.
Arsitektur modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen. Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam abad ke 20 ini.
Asal dan karakteritis arsitektur modern sampai sekarang ini masih di perdebatkan dalam kalangan arsitek.
Beberapa sejarawan melihat perkemabang arsitektur modern sebagai perihal sosial yang kelat kaitannya terhadap pembaharuan dan keringanan, suatu hasil dari perkembangan sosial dan politis.
Arsitektur lainnya yang melihat gaya modern sebagai sesuatu yang di kendalikan oleh teknologi dan pengembangan produk dan dengan munculnya bahan-bahan yang dipakai dalam membangun gaya bangunan modern seperti material besi, baja, kaca dan beton menambahkan pengetahuan bahwa gaya modern adalah sebuah penemuan baru dalam bidanga Revolusi Industri. Pada tahun 1796, Shrewsbury dengan gaya desainnya ohwis yang ‘ tahan api’, yang mana gaya ini bersandar pada besi cor dan batu bata. Konstruksi seperti itu sangat memperkuat struktur bangunan, yang memungkinkan mereka untuk mengakomodasi banyak mesin yang lebih besar.
Sejarawan lain menghormati pandangan moderen sebagai suatu reaksi melawan terhadap gaya ekletik dan mencurahkan perhatian mereka kepada gaya Jaman Victorian dan gaya Seni Nouveau.
Apapun yang menjadi penyebab pada tahun 1900 sejumlah arsitek di seluruh muka bumi mulai mengembangkan gaya arsitektur mereka beralih dari arsitektur yang klasik ( Gotik sebagai contoh) dengan berbagai kemungkinan teknologi baru. Arsitek Louis Sullivan dan Frank Llyod Wright di Chicago, Viktor Horta di Brussels, Antoni Gaudi di Barselona, Otto Wagner di Vienna dan Charles Rennie Mackintosh di Glasgow, dan masih banyak lagi arsitektur modern lainnya berusaha membangun gaya modern pada bangunan dengan meninggalkan gaya lama.
Contoh bangunan gaya modern
Gambar 1.1.2
Istana Kaca (1935) di belanda arsitektur Frits Peutz, dibuat dengan konsentrasi kaca dan baja
Sejak tahun 1920 yang paling terpenting dalam gaya bangunan adalah gaya arsitektur modern yang telah menetapkan reputasi mereka. Tiga arsitektur modern terbesar adalah Le Corbusier di Perancis, Mies van der Rohe dan Walter Gropius di Negara Jerman. Mies van der Rohe dan Gropius keduanya adalah arsitektur yang menangani gaya Bauhaus.
Arsitek Frank Llyod Wright sangat berpengaruh dalam perkembangan arsitektur modern di Eropa. Wright adalah salah satu dari sekian banyaknya arsitektur yang sangat berpengaruh dalam dunia perarsitekturan. Pada tahun 1932 didakan pameran MOMA, Pameran Internasional Arsitektur Modern, yang dilakasanakan oleh Philip Johnson dan kolaborator Henry-Russell Hitchcock.
Gambar 1.1.3
Gedung Skyceeper yang melambangkan arsitektur modern




Archive for category Definisi Arsitektur

Rumah Tumbuh



Rumah Tumbuh adalah sebuah solusi cerdas dalam membangun rumah impian di kota besar dengan dana yang terbatas. Rumah tumbuh adalah berpikir jangka panjang dengan tanpa mengorbankan keinginan ideal meskipun dana yang kita miliki sekarang tidak mencukupi. Membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh akan membuat kita lebih bijak serta tidak bekerja dua kali dalam merealisasikan mimpi kita untuk memiliki rumah yang ideal. Itulah salah satu alasan klien kami menginginkan rumahnya di desain dengan konsep rumah tumbuh.
Selain pemikiran jangka panjang akan keinginan memiliki sebuah rumah idaman, mereka juga berpikir bagaimana caranya untuk tidak terlalu memaksakan diri untuk memiliki rumah idaman tersebut. Caranya ialah dengan membangun rumah secara bertahap, sesuai dengan kemampuan keuangan serta kebutuhan ruang yang ada sekarang. Kemudian nantinya akan bertambah ruang – ruangnya sesuai dengan kebutuhan tanpa harus membongkar lagi, sedangkan rumah tetap sehat dan secara struktural tetap kuat.
Desain fasad rumah ini sengaja di rancang seolah-olah selesai, sehingga tampilannya tetap menarik. Sedangkan untuk atapnya sendiri merupakan dak yang nantinya akan menjadi dak lantai 2, jadi tidak perlu memakai atap genteng. kalau di perhatikan sekilas, rumah ini adalah rumah 1 lantai dengan atap dak. Pemilihan warna dan bentuk merupakan murni rekomendasi dari tim arsitek, setelah melakukan survey ke lokasi. Bentuk dan warna yang dipilih sengaja untuk menjadikan rumah ini tampil lebih modern, bersih dan ‘eye catching’. Sedangkan aksen warna hijau toska membuat rumah ini terlihat lebih segar.
Interior Rumah Tumbuh
Berada di lahan yang cukup terbatas, hanya memiliki luas lahan 8×12 m2. Rumah yang beralamatkan di perumahan Griya Karya Sedati Permai Blok I/5 Sidoarjo ini awalnya adalah rumah tipe 36. Klien lalu ingin merenovasi rumahnya dengan mengusung konsep ‘Rumah Tumbuh’. Klien adalah pasangan suami istri dengan 3 orang anak yang masih kecil. Sehingga secara kebutuhan ruang hanya memerlukan 2 kamar tidur saja, karena 2 orang anaknya yg pertama adalah laki-laki sehingga bisa tidur 1 kamar, sedangkan putrinya yg paling kecil baru berusia 4 tahun, sehingga sementara masih bisa tidur sekamar dengan orang tua mereka. Rencana jangka panjang mereka adalah, kalau anak-anak sudah menginjak usia remaja, maka membutuhkan ruang sendiri – sendiri, sehingga pada saat itu kamar yang di butuhkan keluarga ini adalah 4 kamar tidur.
Pada penataan denah, ruang-ruang dirancang secara proporsional dengan luasan yang di sesuaikan kebutuhan dan lahan yang tersedia. Ruang-ruang tersebut sebisa mungkin menghilangkan dinding penyekat khususnya di daerah ruang tamu, ruang keluarga / ruang makan dan dapur.  Ruang tamu dan ruang keluarga / ruang makan hanya di beri perceptual space sehingga ruang-ruang jadi terasa lebih luas.
Akses kedalam rumah dibuat tidak hanya 1 melainkan 3, hal ini untuk memudahkan penghuni rumah untuk masuk ke dalam rumah bila ada tamu yang berkunjung. Dapur berada di area depan, untuk mempermudah akses ketika habis belanja, tanpa perlu melewati ruang tamu dan ruang keluarga/ruang makan.
Keberadaan open space di bagian belakang sangatlah penting, untuk memasukkan cahaya dan udara ke kamar tidur utama, kamar mandi musholla dan ruang keluarga. Hasilnya rumah jadi terang dan nyaman.

Nama Proyek: Growing House
Lokasi Proyek: Griya Karya Sedati Permai Blok I/5, Sidoarjo
Luas Tanah/Banguan: 96/100 m2, Tahun: 2011, Arsitek: Andy Rahman. A, ST. IAI

Tren Arsitektur Terkini

Pergeseran tren arsitektur di Indonesia pada lima tahun terakhir cukup signifikan. Kita bisa merasakannya mulai dari desain-desain rumah, kantor, ruko bahkan gedung tinggi (High Rise Building). Desain-desain bangunan tersebut cenderung lebih simple dan sederhana, namun elegan dan menarik. Inilah yang kita sebut dengan pergeseran tren arsitektur.
Hotel Modern di Surabaya
Arsitektur adalah salah satu cabang ilmu merancang, oleh karenanya arsitektur terkait langsung dengan kreatifitas dan inovasi tiada henti, sama dengan jenis cabang ilmu rancang yang lainnya, seperti interior, desain produk, desain grafis dll. Dimana tiap waktu, tiap bulan, dan tiap tahun akan terus berubah dan berkembang. Sejalan dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri terhadap desain.
Rumah Minimalis Kontemporer
Dalam perkembangannya sendiri, Arsitektur minimalis dan kontemporer telah berhasil di terima dengan baik oleh masyrakat luas, ini terbukti dengan makin banyaknya bangunan-bangunan yang memakai pendekatan minimalis dan kontemporer. Salah satu penyebabnya adalah, masyarakat sudah bosan dengan bentukan-bentukan arsitektur klasik maupun mediteran yang menurut mereka sudah tidak relevan lagi dengan gaya hidup masyarakat jaman sekarang.
Rumah Minimalis Modern
Minimalis sendiri sangat terkait dengan  pola berpikir  dan  cara hidup. Sebuah cara pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan. Sedangkan Kontemporer  berasal dari kata temporer atau waktu saat ini, menurut istilah adalah waktu yang berubah –ubah , intinya desain itu bersifat present, sedang in, lagi ngetren atau sedang digemari. Sehingga untuk saat ini bisa dikatakan desain minimalis merupakan bagian dari desain kontemporer yang sedang menjadi tren di Indonasia.
Sedangkan tren  adalah apa yang nantinya akan menjadi biasa dan kebanyakan. Dan pada saat tren menjadi sesuatu yang biasa dan kebanyakan, maka tren ini dengan sendiri akan berganti dengan tren yang baru. Itulah dunia desain, dimana arsitektur menjadi salah satu bagiaannya.
Homestay modern di Ponorogo
Dari sinilah kita akan pahami bahwa sebuah tren memang ada masanya, tidak akan bisa lekang oleh waktu. Karena sebuah tren berbanding lurus dengan ‘main set’ masyrakat pada saat tren itu ada. Dan kelahirannya adalah akibat dari sebuah ke-jenuh-an bersama akan sesuatu yang sudah jamak. Sifat mendasar yang dimiliki manusia dimana  existensinya ingin di akui, hal inilah yang mendorong suatu perubahan. Di mana suatu masysarakat yang sudah bosan dengan tren yang sudah ada, akan otomatis menggantinya dengan tren yang baru. Rata-rata sebuah tren arsitektur berkisar antara 15 – 25 th, setelah itu akan ada perubahan tren lagi. Jadi kalau ada pertanyaan apakah desain minimalis itu tidak cepat di tinggalkan? maka jawabnya tergantung anda menerjemahkan rentang waktu 15 – 25 th itu cepat/lama. Karena fenomena seperti ini akan terjadi terus dan berulang tiap 15 – 25 th.